Rabu, 04 September 2013

Event Unik dan Candra Naya

Gara-gara membahas tentang keteledoran sampah yang tidak dibersihkan berhari-hari diacara pernikahan Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto saya tergelitik bercerita tentang keistimewaan sebuah event.

Belajar dari prinsip memanfaatkan momentum seperti pernikahan Atiqah dan Rio yang diselenggarakan dengan cara sedemikian unik dan berbeda, sehingga bisa menyisakan kenangan tersendiri bukan hanya bagi pasangan yang menikah tapi juga bagi para undangan atau bahkan khalayak luas sekalipun – terlepas dari persoalaan sampah ya tentunya.
Sumber : Detik Foto

 Pernah saya mendengar cerita dari Dosen PR saya, beliau pernah diundang menghadiri 2 pernikahan, yang satu dilakukan di hotel berbintang di pulau Bali, mewah wah wah...fasilitas lengkap untuk undangan seperti ticket pesawat dan hotel dibayarin. Yang satu lagi diselenggarakan dengan tema yang tergolong unik. Pasangan yang ke 2 ini memilih tema “Demo”...bukan tanpa alasan, kebetulan yang menikah ini pasangan aktivis yang seneng turun kejalan untuk menyuarakan aspirasinya – ato kerjaan..hahahah gak tau jugalah kalau tentang hal ini. Intinya pas di acara kawinannya, pelaminan dihias dengan spanduk-spanduk khas demo – entah ini sisa-sisa demo ato emang sengaja dibuat, gak lupa alunan lagunya juga yang bertema demo-demo gitu, kalau gak salah undangan juga diajak yel-yel ala ala demo hahaha...intinya sich mereka ngirit budget, tapi BERKESAN...setidaknya begitu deh yang dosen saya ingat waktu cerita. Beliau bilang, yang di Bali itu tuch kalah berkesan dengan yang ngirit budget ini.

Prinsip ini juga yang selalu saya pegang dan ingat, suatu event itu gak harus hight budget untuk menjadi bagus dan berkesan, tapi bagaimana kreatifitas kita sebagai penyelenggaranya membuatnya demikian.
Kalau dipikir-pikir ya, Pulau Kelor kan terbilang horor  ...hahaha..ka ta nya...tapi justu bisa jadi nilai tambah dan daya tarik tersendiri. Kata siapa pernikahan harus di Bali...aaaah dah biasa itu, basi lah. Kalau ada Pulau Kelor ngapain jauh-jauh ke Bali gitu kan,....apalagi ni pulau katanya 45 thn ke depan klu gak di rawat bakalan tenggelam karena abrasi.
Sumber foto : Google 


Pernah ya, satu kali saat seorang rekan kantor kebingungan nyari lokasi atau tepatnya hotel – seperti tahun-tahun sebelumnya, katanya hotel-hotel lagi penuh nich untuk sewa lokasi penyelenggaraan RUPSLB, biasalah kalau dah deket-deket batas akhir penyelenggaraan emang suka gitu. Dengan enteng saya bilang, tuch bikin aja di CANDRA NAYA. Candra Naya adalah sebuah bangunan cagar budaya di daerah jalan Gajah Mada, Jakarta, yang merupakan bekas rumah Khouw Kim An, mayor Tionghoa (Majoor de Chineezen) bangunan seluas 2,4 hektar ini memiliki arsitektur Tionghoa yang khas dan merupakan satu-satunya rumah Mayor Cina yang masih berdiri di Jakarta. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candra_Naya)

Tanggapannya ?...hahaha paitlah pokoke. Menurutnya seperti ide gila kali ya ngebayangin RUPSLB yang penuh orang-orang berdasi itu duduk di dalam bangunan tua instead of hotel berbintang. Mungkin maksudnya gak mencerminkan corporate banget gitu ya yang seharusnya mewah, jadi orang akan berfikir perusahaan ini sehat. Well....saya punya pemikiran sendiri untuk hal ini. Menurut saya, adalah suatu hal yang unik, berbeda, dan bernilai positif bahwa ternyata ada sebuah perusahaan, yang memiliki keterkaitan baik secara langsung atau tidak pada cagar budaya ini. Lagi pula trend peduli lingkungan ini kan yang sedang digiatkan oleh Pemda DKI, tengok saja tuch acara pelantikan pejabat beberapa waktu lalu di Setu Babakan. Jadi seperti satu kali mendayung dua tiga pulau terlampaui, event jalan, image dapet, goverment relation juga dapat.
Sumber : Koleksi pribadi + mbah Google yang paling atas tuch 


Ini hanya masalah dekorasi. Ada yang sudah pernah ke Candra Naya? eksotis banget, tempatnya adeeeemmmm.....dikelilingi gedung bertingkat, depan kanannya Hotel Novotel, belakangnnya gedung perkantoran samping kiri entah gedung apa yang jelas ada 7-Eleven tuch disitu. Kebayang gak tuch enaknya ngopi sambil memandangi bangunan Candra Nanya lalu imaginasi mendadak melayang, melihat orang bertopi ala jaman belanda dan sepeda ontelnya berseliweran di depan rumah sang mayor.....wait wait...balik tentang event. Saya ngebayangin kalau acaranya RUPS ya, tinggal disulap aja jadi sedikit lebih formal, dengan bangku-bangku disusun gaya theater, tambahin sedikit standing banner tentang perusahaan, spanduk RUPS...kopi breaknya ? tinggal ngambil di Sevel ....keren kan..seperti memadukan 2 jaman yang berbeda. Katanya sich bangunan Candra Naya biasa dipergunakan untuk acara kawinan juga, terakhir dengarnya disini diselenggarakan acara menyambut Ultah Jakarta 485. 








Selasa, 03 September 2013

Persoalan Sampah di Wedding Atiqah dan Rio Dewanto

Pepatah mengatakan “karena nila setitik, rusak susu sebelanga” nampaknya tepat ditujukan pada pasangan pengantin yang sedang berbahagia, si cantik Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto, bagaimana tidak, acara pernikahan yang tergolong unik dan kreative berbuntut panjang ‘hanya’ gara-gara sampah sisa acara yang terlambat dibersihkan.

Pernikahan keduanya dilakukan di  Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (24/8/2013), dihadiri 350 undangan, Atiqah terlihat cantik mengenakan gaun merah menyapu lantai rancangan Anne Avantie. Sementara Rio tampak gagah dengan gaya vintage-nya, dibalut kemeja putih, setelan jas abu-abu, dan dasi kupu-kupu merah yang menyesuaikan gaun sang istri, pernikahan mereka didukung oleh banyak pihak, termasuk Pemda DKI Jakarta

Sumber : Detik Foto

Kolaborasi yang pas sekali untuk mempromosikan Kepulauan Seribu nan eksotis, namun jika tidak hati-hati bisa jadi bencana bagi kedua belah pihak. Baik pasangan pengantin, Wedding Organizer dan Pemda DKI Jakarta tentunya mengharapkan kegiatan ini menjadi momentum yang pas guna menarik lebih banyak lagi orang yang mengenal Pulau Kelor, berkunjung, dan bisa juga memanfaatkan sebagai tempat menikah seperti yang dilakukan pasangan selebritis ini, bagi WO bisa jadi prestasi tersendiri. Pokoknya kerenlah menurut saya idenya..

Selang beberapa hari setelah acara pernikahan muncul kicauan dari akun @erichotma yang pada intinya meminta kedua pasangan pengantin baru ini bertanggung jawab dan membersihkan sisa-sisa pesta. Sontak jagat maya langsung riuh memberitakan mengenai ‘aib’ ini. Bahkan boleh dikatakan berita tentang ‘sampah’ menutup berita kemeriahan pestanya itu sendiri, sungguh disayangkan. Apakah ini publikasi yang diinginkan? Mungkin rating pemberitaan Pulau Kelor, Pernikahan Atiqah, boleh naik drastis, tapi sayangnnya bukan berita manis seperti  yang diharapkan justru sebaliknya.
Sumber : Detik 

Image positive yang sudah dibangun mendadak luntur karena kicauan sebuah akun di sosial media. Banyak pihak yang menjadi tidak simpati. Apalagi setelah melihat pembelaan pihak Atiqah Hasiholan.  
Akun @erichotma

Melalui akun Twitternya, @atiqahhasiholan, Atiqah akhirnya angkat bicara, "Terima kasih atas semua informasinya, karena satu dan lain hal, dinas kebersihan DKI mengalami keterlambatan saat melakukan pembersihan sampah pulau Kelor. Jadi tetap dukung alam, wisata dan kebudayaan Indonesia!"

"Oke, tentang kebersihan memang ada satu hal yang miss dari Dinas Kebersihan. Tapi semoga niat kami dan PEMDA untuk promosi pulau Kelor tetap berjalan! Hidup = belajar. Dari awal WO sudah membuat perjanjian dengan Dinas Kebersihan pada H-3 s/d H+1 untuk pembenahan pulau Kelor," lanjut Atikah (sumber : http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/dituduh-kotori-pulau-kelor-atiqah-hasiholan-angkat-bicara-8e0e1d.html)

Sangat disayangkan pernyataan pembelaan tidak dibarengi dengan PERMINTAAN MAAF. Mungkin terbawa emosi atas kicauan akun Eric, jadi lupa minta maaf, padahal ini adalah kata paling mujarab menawar rasa kekecewaan khalayak. Pembelaan diatas cenderung menyudutkan salah satu pihak dalam hal ini Dinas Kebersihan. Hohohoho....buat saya ini double mistake yang dilakukan seorang public figure seperti Atiqah. Bagaimana tidak, sudah disponsori malah cuci tangan plus beli kambing hitam. Walaupun kondisi tersebut benar adanya, dimana katanya sudah ada kesepakatan antara WO dan Pemda mengenai kegiatan bersih-bersih,  alangkah tidak bijaksananya seorang Atiqah melontarkan pernyataan pembelaan seperti ini.  

Lain lagi dengan bundanya – Ratna Sarumpaet yang melemparkan pernyataan senada, katanya ia tidak mau terlalu memikirkan masalah tersebut. Dirinya yakin semua akan selesai dengan segala penjelasan. "Ya, saya sih sedih aja tapi ngapain dipikirin. Itu kan kerjaan mereka (Pemda). Pemerintah kita itu kan harus diubrek-ubrek. Menurut saya, Pemdanya itu lalai. Itu bukan tanggung jawab kami lagi. Ini teguran untuk mereka. Kalau sudah punya komitmen, ya harus dikerjakan dong," paparnya.

Ouch....bagaimana bisa dia bilang itu bukan tanggung jawabnya lagi, itu seperti orang bab tapi tidak disiram dan baunya masih kemana-mana, lalu gak pernah merasa bersalah karena sudah ada pembantu yang ditugasi membersihkannya. Disini tidak melulu tentang uang, seberapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan, disini tentang bagaimana kepedulian lingkungan diresapi bersama oleh kita. Lebih jauh lagi, ini tentang bagaimana tentang seorang sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan, mau mengakuinya dan meminta maaf.

Perlu disadari pasangan pengantin terutama dalam hal ini nyonya yang memberikan pernyataan pembelaan, bahwa pesta ini adalah PESTA PERKAWINAN ATIQAH HASIHOLAN DAN RIO DEWANTO, yang menyisakan sampah...itulah yang akan diingat orang kelak, paling tidak saat issue ini bergulir orang yang paling dicari adalah mereka berdua, bukan WO, bukan pula Dinas Kebersihan. Katakanlah kegagalan dalam urusan sampah ini memang tanggung jawab Dinas Kebersihan, tapi kembali lagi...ini adalah PESTA PERKAWINAN ATIQAH HASIHOLAN DAN RIO DEWANTO. Disinilah peranan stakeholder bermain. Kita harus dapat memahami bahwa sebuah image, citra dan reputasi tidak bisa berdiri sendiri, ia bagaikan impian yang dibangun diatas banyak pondasi yang dilandasi oleh GOOD WILL. Dasar pemikiran seperti ini harus difahami oleh setiap orang yang berniat memiliki reputasi yang baik. Tidak mudah membangun sebuah reputasi yang baik namun sebaliknya sangat mudah menghancurkanya. Inilah mengapa kejadian ‘sepele’ tentang sampah ini sangat disayangkan sekali.

Apakah kejadian riuh di sosial media ini sudah termasuk krisis? Ya. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, tinggal bagaimana kita membumbui bubur tersebut menjadi makanan yang enak. Mengamati jawaban pembelaan-pembelaan baik Atiqah maupun Ibundanya, Ratna Sarumpaet, saya merasa sangat prihatin. Mungkin strategi pihak Atiqah adalah tidak perlu terlalu menanggapi permasalahan tentang sampah yang dianggap nyampah  oleh akun kurang terkenal (di twitter Eric hanya mempunyai 273 follower – 3/9/2013) melawan akun seorang public figure, gak penting gitu kali ya pikir mereka. Ayolah...memangnya kita tahu siapa itu @triomacan2000 yang sering membeberkan banyak persoalan kontroversial? Masyarakat cenderung tidak langsung peduli terhadap siapa penyebar infonya tapi lebih peduli terhadap content issue yang disebarkan, dan media suka berita yang seperti ini. Berita buruk adalah berita baik untuk media, diakui atau tidak.

Tidak perlu menanggapi berlebihan memang pilihan yang baik namun menanggapi secara tidak professional juga bukan jalan terbaik. Dalam buku Public Relations, Profesi dan Praktek (Mc Graw Hill, edisi 3 hal 437) dikatakan bahwa ada beberapa petunjuk yang bisa kita gunakan dalam menghadapi krisis :

  1. Perhatikan kepentingan publik terlebih dahulu. Dalam kasus sampah pesta Atiqah Rio Dewanto, ada publik yang sangat perduli terhadap lingkungan seperti pemilik akun Eric, dan perlu disadari Eric hanya segelintir penggiat lingkungan yang prihatin terhadap masalah sampah ini. Artinya masih banyak pihak yang peduli terhadap masalah lingkungan bahkan Atiqah sendiri bukankah penggiat lingkungan ? ironis bukan.
  2. Bertanggung jawab memperbaiki keadaan. Urusan pemberesan sampah sudah dilakukan sejalan dengan kesepakatan dan sayangnnya setelah terjadi keriuhan di dunia maya.
  3. Sebisa mungkin bersikap terbuka. Banyak akun yang mencoba membela pasangan Atiqah dengan mengatakan bahwa akun Eric hanya ingin cari sensasi, numpang tenar, kenapa gak langsung mantion ke orang yang bersangkutan, malah justru menyebarkan issue negatif. Suka atau tidak, nasi sudah menjadi bubur, ini adalah resiko sebuah perhelatan event yang tidak ada perencananaan krisisnya. Bersikap terbuka bukan berarti harus defensif, mencari pembenaran dengan menyalahkan kesana kemari, sangat tidak simpatik.
  4. Menunjuk seorang jubir. Dalam hal ini saya ingin bertanya, kemana WO nya ???
  5. Membuat pusat media dan informasi. Aplikasi dalam hal ini, akun pribadi Atiqah, tapi please berikan keterengan yang dapat menyelamatkan reputasimu cantik.  Semakin defensif, semakin mencari pembenaran, semakin jauh simpatik.
  6. Merespon semua pertanyaan. Dari beberapa respon yang diberikan terakhir-terakhir terlihat jelas si cantik Atiqah sudah kelelahan menanggapi tudingan-tudingan yang menyudutkannya. Terlihat dari jawabannya seperti "penjelasan sdh cukup jelas di berita OL ya @erichotma", atau spt dibawah:
  7. Jangan berspekulasi. Ibarat gunung es, kita sering tidak sadar betapa banyak pihak yang tidak setuju dengan tindakan kita. Jadi sebaiknya berhati-hatilah dalam memberikan statement.

Dalam kasus ini kita belajar betapa pentingnnya pengelolaan citra yang baik, tidak hanya oleh stakeholder utama melainkan melalui keseluruhan kompenen yang bermain di dalamnya. Rusak satu kompenan maka komponen lainnya harus mampu memperbaikinya, menutupinya sehingga dapat diraih tujuan yang diinginkan bersama, pernikahan paling berkesan, popularitas Pulau Kelor, WO yang professional.



Jumat, 03 Mei 2013

Rok Mini

Baru sempet nengokin blog ini lagi. Pengen cerita tentang fashionnya perempuan-perempuan yang gw liat di Jakarta setiap hari. Gw sich bukan pengamat fashion atau suka ngikut2 trend fashion. Buat gw pakaian yang baik itu adalah yang bikin kita nyaman. Nyaman disini luas banget maknanya, ya nyaman karena kita merasa aman saat memakainya, misal ada angin kuenceng rok gak terbang-terbang. Nyaman ya karena kita merasa pede saat menggunakannya, misal pake item dan gak ketat buat nutupin lemak yang berjejal sana sini hahaha...dan banyak lagi lah definisi aman disini, sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang.

Gw pengen mengkritisi masalah sosial yang marak terjadi dan menjadi issue global, tentang PERKOSAAN. Menurut gw banyak sekali faktor pemicunya, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, manusianya terutama baik yang menjadi korban ataupun pelaku. Satu hal yang pasti menurut gw, segala sesuatu itu terjadi karena SEBAB AKIBAT. Seperti pepatah lama yang mengatakan "Gak mungkin ada asap kalau gak ada api". We can't denied it right?

Salah satu faktor yang banyak wanita teriakan adalah Pakaian terutama ROK MINI. Salah satunya bilang gini:  "bukan rok kami yang salah tapi otak kalian yang mini" atau "jangan salahkan bajuku, salahkan pemerkosanya" and many more lah....


Pernyataan ini menurut gw gak salah tapi juga gak benar karena apa, kembali lagi pada hukum sebab akibat diatas. Terutama untuk kaum perempuan di Indonesia dengan budaya ketimuran kita. Berpakaianlah yang pantas, gak usah di Indonesia, di dunia barat sana aja yang notabene kaum hawanya berpakaian super nyeleneh, aneh, buka2an, ambur2an area terlarang masih banyak terjadi perkosaan apalagi di Indonesia yang memang tabu liat yang begituan. Gak semua budaya yang dibawa oleh barat itu bisa kita adopsi, tahu diri dan mawas diri. Tanpa harus terlalu terbuka masih bisa tampil cantik kok.

Jadi jangan juga terlalu berlebihan, hanya menyalahkah pemerkosa - eh maksudnya bukan gw belain si pemerkosa ya, klu rapist sudah jelas SALAH, tp maksud gw, janganlah kita memancing terjadinya perkosaan. Ibaratnya gini loch, lo gak mau kan naro duit ato barang-barang berharga di jok mobil karena takut memancing orang untuk melakukan perampokan. Come on...inilah dunia, selalu ada bad guysnya kan. Jadi kewajiban kita sebagai individu untuk meminimalisir kejahatan tersebut mulai dari diri kita sendiri dulu. Kampanye seperti ini menurut gw rada konyol ya karena ini seperti lo pengen bilang : paha mulus gw gak seharusnya memancing lo untuk memperkosa, lo melakukan perkosaan emang dasar otak lu aja yang cabul.





Kadang gw berfikir ini adalah faham-faham yang sengaja dibawa untuk menghancurkan moral bangsa. Bagaimana tidak, saat ini banyak gerakan yang menurut gw rada kebablasan dan terlalu berlebihan. Misalnya  saking antusiasnya memperjuangkan yang katanya HAK PEREMPUAN lalu mereka menggelar acara kumpul-kumpul di bundaran HI malem2, after office hour, tanpa agenda/acara resmi, kumpul-kumpul aja sharing-sharing. Buat gw ini rada aneh ya...kek kurang kerjaan, gak jelas manfaatnya apa. Bayangkan ini di adopsi anak-anak abegeh tanggung, yang masih labil, yang memang bingung gak punya acara wiken mo ngapain, gak punya pacar, buat mereka jadi activis beginian keren padahal gak jelas juga apa yang sebenarnya diperjuangan dan mereka juga sama sekali gak tahu ada agenda apa dibalik kegiatan tersebut. Boleh jadi kegiatan semacam ini bisa menyeret mereka kepada kehidupan malam, ke diskotek, ngerokok, miras, pergaulan sesama jenis dst ....
Kalau orang alim bilang, dibanding begadang gak jelas di tengah kota, mendingan tidur di rumah or belajar ngaji.

Itu urusan kampanye, lain lagi dengan fashion naek motor di Jakarta. Tau sendiri deeeeh.....motor di Jakarta tuch udah jadi alat transportasi andalan disegala cuaca, suka heran sama orang yang naek motor pake rok mini, emang gak takut debu, panas, gosong, item, bau. Gw aja kalau naek motor dah kek ninja, sarung kaki, sarung tangan, masker...komplit..lah merekaaa...bisa-bisanya gitu loch ...
Kalau naeknya mobil sich gw masa bodo deh ye....wajar lah, aman ya gak... dari yang tadi gw sebutin.
Repot kan...naek mercy mba'e makanya, paling yang puas supirnya

Diangkot...pake stocking kek...

Haiyaaaah.....no comment!


Jadi stop mempermalukan diri sendiri. Menurut gw banyak sekali agenda terselubung dibalik semua keganjilan kampanye rok mini, apakah ini ada hubungan dengan dunia fashion ? bisa jadi, atau hubungan dengan agenda politisasi Islam adalah agama terorisme? bisa. Yang jelas, ada grand agenda di balik itu semua.




Jumat, 22 Maret 2013

Jalan-Jalan Anggota DPR

Pembahasan mengenai acara jalan-jalan anggota DPR dengan alasan ini itu udah sering banget dibahas, anehnya kok ya gak jera-jera gitu ya bikin ulah para "pelancong" ini, yang paling anyar tentang rencana perjalanan dinas anggota DPR ke Eropa dalam rangka mendalami ilmu santet, upppss...salah, maksudnya pasal tentang persantetan. Saya punya true story yang saya alami sendiri waktu boss saya diajak ke luar negeri oleh salah satu Department pemerintah - tujuannya ke China. 

Terkait urusan akomodasi dan transportasi, masing-masing peserta mengurus sendiri, ada sekitar 10 atau 15 perusahaan swasta lain yang diajak. Kami hanya diberikan susunan acara untuk selanjutnya flight dan hotel disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Saya sudah menyusun itinerary flight dan reservasi hotel menyesuaikan. Saya ingat sekali, jika diperhatikan dalam rundown efektif hanya 2 hari kerjanya, katakanlah kamis dan jumat, jadi berangkat Jkt - Hongkong bisa rabu sore/malam, jadi rabu pagi - siang masih ada waktu untuk kerja dong.
Pulang berarti Jumat malam last flight jika memungkinkan atau sabtu pagi worst case, maksudnya supaya hemat, malam sabtu gak terbebani biaya hotel lagi. 

Kebetulan flight scdl ke China tuch banyak, jadi gak susah untuk matchingin dengan jadual yang kita mau. Rabu malam berangkat dan bisa pulang jumat malam last flight, perfecto!. Jadi total untuk akomodasi 2 malam saja (rabu malam dan kamis malam). Mengenai penerbangan, ada 2 alt untuk Jakarta China, either naek CX (Cathay) or GA (Garuda) - ini yang direct flight. Kalau harga biasanya gak berbeda jauh, dan boss2 biasalah pake Business or First Class. Sebenernya sich ada flight lain seperti China Air dll, cuman karena yang mau pergi boss2, jadi ya hanya 2 itu lah yang kira2 paling acceptable. 

Sebelum hari H, kita diminta kumpulin scdl flight dan akomodasi, jadi keliatan lah tuch semua scdl flight semua peserta tidak terkecuali para peserta dari Derpatment "ituh". Saya sempet bingung bertanya-tanya, kok mereka pilihnya SQ (singapore airline), business class, gak salah? mahal sudah barang tentu, tapi mo ngapain ke Singapore dulu, melihat dari scdlnya mereka ambil yang connecting flight langsung, artinya gak ada jeda seharian, yah masih mencoba untuk berfikir positif, kali aja mereka ada pekerjaan lain di Singapore sebelum tiba ke China. Ada direct flight kok nyari yang mampir2, mana lebih mahal pulak. Ini yang salah sekretarisnya apa boss nya sich?

Sedang scdl pulangnya - saya lupa antara Sabtu Malam atau Minggu pagi dari Hongkong - Jakarta, yang jelas bukan Jumat Malam. Di rundown hari sabtu ditulis "acara bebas". Dan ingat ya...with SQ. Saya penasaran, lalu saya cari tahu harga SQ milik mereka jika bisnis class, dengan scdl persis sama, harganya berapa sich. 
Ternyata...... selisihnya hampir USD1.000 lebih mahal, mari kita lempengin dalam kurs rupiah biar lbh enak bayanginnya menjadi sekitar Rp10 jt. Pikiran negatif langsung mampir, bayangkan coba jika ticket itu hanya TICKET BODONG (beli print out ticket paling 500 or 1 jtan, kongkalikong sama travel agent, yakin deh bisa), ticket2an yang diclaim sebagai ticket perjalanan mereka, let say mereka ternyata ngambil GA/CX buss class, udah ngantongin 10 jt sendiri dari ticket doang. Blm lagi seandainya ternyata mereka naeknya GA/CX eco cls...silakan dibayangkan sendiri sodara2...berapa tambahan "uang saku" untuk acara bebas mereka dihari sabtu.

Hal kedua yang menggelitik saya adalah biaya akomodasi, kalau pihak swasta biasanya menghemat biaya perjalanan, spt yang saya katakan diatas terkait akomodasi, time is money brosis....Seandainya mereka (tim swasta) jg pulang sabtu, bisa aja dong mereka bikin2 alasan capek lah, pulang terlalu malam lah, gak keburu bla bla bla...artinya boros di akomodasi 1 malam lagi toch. Umpama biaya hotel 200 - 300 usd/malam, dikali 3 orang - itung aja sendiri "kerugiannya" berapa. 
Masih terkait fasilitas hotel, biasanya di Kantor saya sebisa mungkin sharing room biar hemat, tapi apa iya mereka sharing ? kalau boss sich jgn di bahas, ini maksudnya yang staff2 gitu, bisa jadi kan mereka dpt fasilitas 1 orang 1 kamar, mgkn mereka berfikir ngapain ber 2 satu kamar kalau bisa masing2 dpt fasilitas 1 kamar. Oh ya ini lagi...bisa jadiiiiiii mereka pake satu kamar claimnya 2 kamar. KORUPTOR!

Itu dari flight dan hotel, dari peserta yang ikut? duuuuh...klu di kantor saya gak usah ditanya, selektif abis, for me it's okelah, justru dukung krn intinya efektifitas dan efisiensi, ngapain sich yang gak penting2 amat ikutan segala mendingan kerja aja di Jakarta. Yang tadinya diusulkan 5 orang bisa jadi 3 orang or bahkan 1 orang aja yang jadi berangkat - miiiisaaaal. Tapi kalau di Department "ituh" yang berangkat sekompi...ckcckckckc....mo ngapain oooooommmmm?

Tadinya saya hanya mendengar dan menyaksikan perbincangan hangat tentang issue ini di berbagai media dan gak pengen sedikitpun bersu'uzon, tp setelah mendapati sendiri kasusnya, barulah saya mengakui memang lemahnya pengawasan menjadi point penting yang perlu dibenahi. Siapa yang mengawasi? ya salah satunya kita-kita ini, kritis terhadap issue korupsi. 





Rabu, 06 Maret 2013

Rokok, Moral dan Etika serta Etiket

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak).Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.

Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status social masing-masing individu

Etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. -- Selengkapnya bisa di telaah disini : http://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/ ---


Seringkali orang bingung membedakan antara etiket dan etika, memang mirip namun lebih mudahnya mungkin pake contoh begini kali ya :

Etiket : Seorang perokok tidak akan merokok jika di depan boss nya yang tidak merokok. 

Etika : Mau ada boss kek gak ada boss kek, namanya ngerokok di dalam ruangan kantor (apalagi jelas-jelas ada larangannya) gak akan dilakukan. 

Terkait dengan moral, saya rasa orang yang melakukan kejahatan dengan merokok disembarang tempat bisa dikatakan tidak memiliki moral, etika dan etiket sekaligus....jadi disini terjadi degradasi moral dan juga demoralisasi. 

Kemaren malam saya melihat seorang dengan bodohnya merokok di dalam mikrolet, saya bersyukur bukan salah satu penumpang dari mikrolet itu. Saya berfikir mungkin sudah waktunya yang punya mikrolet - biasanya tuan mikrolet itu gak hanya punya satu mikrolet, tp ada beberapa unit, melakukan diversifikasi - ta elaaaaaaaaaaaa bahasanya...terhadap salah satu mikroletnya. Contohnya kereta, sekarang kan ada toch gerbong khusus perempuan, atau di bus transjakarta...ada juga kan ...gimana kalau ada mikrolet khusus wanita, di cat pink atau batik pink, terus ditempelin tanda dilarang merokok. Yakin deh saya....diantara ratusan mikrolet yang mengantri itu, muncul satu mikrolet yang mencolok...ini yang bakalan ditungguin sama orang-orang anti rokok dan wanita-wanita baik seperti saya ini...hahahaha 


Jumat, 22 Februari 2013

Dari Pak Taufik Ismail Tentang Rokok | INDONESIA KERANJANG SAMPAH NIKOTIN

Indonesia adalah sorga luarbiasa ramah bagi perokok
Kalau klasifikasi sorga ditentukan oleh jumlah langit yang melapisinya

Maka negeri kita bagai maskapai rokok, sorga langit ketujuh klasisikasinya

Indonesia adalah keranjang besar yang menampung semua sampah nikotin
Keranjang sampah nikotin ini luar biasa besarnya
Dari pinggir barat ke pinggir timur,

Jarak yang mesti ditempuh melintasi 3 zona waktu
Yaitu 8 jam naik pesawat jet,
10 hari kalau naik kapal laut,
Satu tahun kalau naik kuda sumba,
Atau 5 tahun kalau saban hari naik kuda kepang Ponorogo

Keranjang sampah ini luar biasa besarnya
Bukan saja sampah nikotin, tapi juga dibuangkan ke dalamnya
Berjenis cairan, serbuk, berbagai aroma dan warna
Alkohol, heroin, kokain, sabu-sabu, ekstasi, dan marijuana
Berbagai racun dan residu, erotisme dan vcd biru
Sebut saja semua variasi klasifikasi limbah dunia
Mulut Indonesia menganga menerimanya

Semua itu, karena gerbang di halaman rumah kita terbuka luas,
Kita tergoda oleh materialisme dan disuap kapitalisme
Fikiran sehat kita kaku dan tangan kanan kiri terbelenggu
Dengan ramah dan sopan kiriman sampah itu diterima

Di depan pintu bandara, karena urgennya modal mancanegara,
Karena tak tahan nikmatnya komisi dan upeti,
Dengan membungkuk-bungkuk kita berkata begini,
“Silakan masuk semua, silakan
Monggo, monggo mlebet, dipun sakecakaken
Sog asup sadayana, asup, asup
Ha lai ka talok, bahe banalah angku, bahe banalah.”

Keranjang sampah ini luar biasa kapasitasnya
Pedagang-pedagang nikotin yang di negeri asalnya
Babak belur digebuki pengadilan bermilyar dolar dendanya
Ketahuan penipunya dan telah membunuhi jutaan pengisapnya
Diusir terbirit-birit akhirnya berlarian ke dunia ketiga
Dan dengan rasa rendah diri luar biasa
Kita sambut mereka bersama-sama
“Monggo, monggo den, linggih rumiyin
Ngersakaken menopo den bagus
Mpun, ngendiko mawon
Aih aih si aden, kasep pisan
Tos lami, sumping, di dieu, Indonesia?
Alaa, rancak bana oto angku ko
Sabana rancak
Baa caronyo kami, supayo.”

Demikianlah dengan rasa hormat yang lumayan berlebihan
Para pedagang nikotin dari negeri jauh di tepi langit sana
Penyebar penyakit rokok dan pencabut nyawa anak bangsanya
Terlibat pengadilan dan tertimbun bukti
Di negeri sendiri telah diusiri dan dimaki-maki
Ke dunia ketiga mereka melarikan diri
Pabrik-pabrik mereka ditutup di negeri sendiri
Lalu didirikan di Dunia Ketiga, termasuk negeri kita ini

Di depan hidung kita penyakit dipindah ke sini
Dan untuk mereka kita hamparkan merahnya permadani
Lalu bangsa kita ditipu dengan gemerlapannya advertensi
Inilah nasib bangsa yang miskin dan pemerintah yang lemah
Semua bertumpu pada pemasukan uang sebagai orientasi

Dari Pak Taufik Ismail Tentang Rokok | PEROKOK ADALAH SERDADU BERANI MATI

Para perokok adalah pejuang gagah berani.
Berada di dekat kawan-kawan saya perokok ini.
Saya serasa berdampingan dengan rombongan serdadu berani mati.
Veteran dua Perang Dunia, Perang Vietnam, Perang Revolusi Dan Perang Melawan Diri Sendiri.

Perhatikanlah upacara mereka menyala belerang berapi.
Dengan khimadnya batang tembakau dihunus dan ditaruh antara dua jari.
Dengan hormatnya Tuhan Sembilan Senti.
Disisipkan antara dua bibir, digeser agak ke tepi.
Sementara itu sudah siap An Naar, nyala api sebagai sesaji.

Hirupan pertama dilaksanakan penuh kasih sayang dan hati-hati.
Kemudian dihembuskan asapnya, ke kanan atau ke kiri.
Mata pun terpicing-picing tampak nikmat sekali.
Berlindung pada adiksi dari tekanan hidup sehari-hari.
Lena kerja, lupa politik, mana ingat anak dan isteri.

Para perokok adalah serdadu-serdadu gagah berani.
Untuk kenikmatan 5 menit mereka tidak peduli 25 macam penyakit yang dengan gembira menanti-menanti.
Saat untuk menerkam dari setiap penjuru dan sisi.

Paru-paru obstruksi kronik bronkhitis kronik dan emfisema.
Gangguan jantung pembulu darah arteriosklerosis hipertensi dan gangguan pembulu darah otak.
kanker rongga mulut, nasopharynx, oropharynx, hypopharynx dan rongga hidung.
Lalu sinus paranasal, larynx, esophagus dan lambung.
Radang pankreas, hati, ginjal, ureter dan kandung kemih.
Radang cervix uteri dan sumsum tulang, infertilitas dan impotensi.
Daftar ini belum disusun secara alfabetis, dan sebenarnya (ini rahasia profesi medis) penyakit yang 25 ini cuma nama samaran julukan pura-pura saja.

Nama aslinya penyakit rokok.

Rokok, abang kandung narkoba ini tak tertandingi dalam soal adiksi.
4000 macam racun didapatkan sepanjang sembilan senti.
Untuk orgamus nikotin 5 menit itu serdadu tembakau ini mana peduli terhadap hari depan anak-anak yang masih memerlukan pencarian rezeki.
Terhadap bagaimana terlantarnya kelak janda yang dulu namanya isteri.
Atau nasib duda yang dulu namanya suami.
Terhadap pengotoran udara depan belakang, kanan dan kiri.
Dalam memuaskan ego, dengan sengaja mendestruksi diri pribadi.

Betapa beratnya memenangkan Perang Melawan Diri Sendiri.

Broadcast Sampah | CIYUS ku CIYUS mu



--- MAKNA CIYUS
Saudara"ku yg ku Mulyakan, jgn kita sekali-kali mengatakan apa yg selalu dikatakan oleh muda"i masa kini. Seperti ucapan "ciyus" ketahuilah saudaraku, bahwa kata itu merupakan singkatan dari "Cinta Yesus". Sungguh,org" kafir telah berhasil menyesatkan gnerasi islam dngn sebuah kata yg hampir menggelincirkannya ke dalam lembah kenistaan (Habib Munzir al-Musawa) krim sms ini ke semua orang IsLam sebanyak 20 sms,agr mreka gk slah dlm bicar. 
ayo sling mengingatkan ,!

DSB ..----

Kemaren saya terima broadcast pesen seperti diatas dari salah satu teman di bbm saya. Mungkin diantara anda ada juga yang pernah menerima pesan yang mirip atau sama persis. Inilah yang saya khawatirkan dan saya bahas di postingan saya sebelumnya, mengenai etika dalam ber bbm ria (http://dewijumiati.blogspot.com/2013/02/etika-bb-messenger.html)

Alih-alih membantu mem bc pesen yang "aneh" itu, at least menurut saya, mendingan saya ikut memainkan maka CIYUS itu...walhasil we're happy dan tidak menjadi orang yang kalah pinter sama bbm nya...

CIYUS = CINTA YUSUF....suami eike doooong
check this out.....they have their own CIYUS and othe alayer word :
Belum ditanggapin dah tau duluan, MAKSA wakakaka.....

Kalau ini sich emang bobotoh sejati....selain emang masih jomblo

Keibuan banget......

Ini bikin ngakak tanpa henti....CIKI CITATO...okelah...


lumayaaaaannnn.............

Dan akhirnya buat anda semua yang mampir : ini CIYUS ku, apa CIYUS mu ....????